Serangan asma bisa menjadi pengalaman yang menakutkan, baik bagi penderitanya maupun orang di sekitarnya. Saat asma menyerang, sensasi sesak napas dan wheezing (napas berbunyi) dapat memicu kepanikan, yang justru memperburuk kondisi. Oleh karena itu, kunci utama dalam memberikan pertolongan pertama yang efektif adalah tetap tenang dan segera mengambil langkah-langkah yang tepat. Ketenangan Anda dapat sangat membantu menenangkan korban dan memastikan penanganan yang benar.

Ketika asma menyerang, hal pertama yang harus dilakukan adalah membantu penderita duduk tegak dalam posisi yang nyaman. Jangan biarkan mereka berbaring, karena posisi tegak akan membantu membuka saluran napas. Longgarkan pakaian ketat di sekitar leher dan dada agar penderita bisa bernapas lebih leluasa. Ini adalah langkah krusial yang sering terabaikan namun sangat membantu. Misalnya, pada simulasi penanganan serangan asma yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota pada 18 Mei 2025, para peserta diajarkan untuk selalu memastikan posisi duduk korban yang paling nyaman.

Langkah berikutnya adalah membantu penderita menggunakan inhaler penyelamat (reliever inhaler) jika mereka memilikinya. Pastikan penderita menghirup obat sesuai petunjuk, biasanya satu hirupan setiap 30-60 detik hingga total 10 hirupan, atau hingga gejala membaik. Jika mereka tidak memiliki inhaler atau tidak mampu menggunakannya sendiri, bantu mereka untuk tetap tenang dan bernapas perlahan. Ingat, asma menyerang adalah kondisi yang membutuhkan perhatian cepat.

Jika setelah 5-10 menit gejala tidak membaik atau justru memburuk (misalnya, kesulitan bicara, bibir membiru, atau kebingungan), segera cari bantuan medis darurat. Jangan ragu untuk memanggil ambulans (nomor 112 atau 118/119 di Indonesia) atau membawa penderita ke unit gawat darurat terdekat. Berikan informasi yang jelas tentang kondisi penderita kepada petugas medis. Seorang petugas paramedis dari Rumah Sakit Umum Pusat pada 10 Juni 2025 melaporkan bahwa pasien yang mendapatkan pertolongan pertama yang tepat, khususnya penggunaan inhaler yang benar, memiliki prognosis yang jauh lebih baik.

Mengenali tanda-tanda awal asma menyerang, seperti batuk persisten, sesak napas, atau wheezing, juga merupakan bagian dari kesiapsiagaan. Dengan pengetahuan yang benar dan kemampuan untuk tetap tenang, Anda dapat menjadi penolong yang efektif dan berpotensi menyelamatkan nyawa saat serangan asma terjadi.