Bahaya Konsumsi Alkohol Penyebab Kerusakan Saraf
Konsumsi alkohol secara berlebihan bukan hanya berdampak buruk pada hati dan organ tubuh lainnya, tetapi juga merupakan ancaman serius bagi sistem saraf. Alkohol bersifat neurotoksik, yang berarti dapat meracuni dan menyebabkan kerusakan saraf. Kondisi ini dikenal sebagai neuropati alkoholik, dan gejalanya bisa sangat beragam, mulai dari kesemutan dan mati rasa hingga nyeri hebat dan kelemahan otot. Mengabaikan bahaya alkohol terhadap kerusakan saraf dapat berujung pada kondisi yang permanen dan menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Pada hari Jumat, 18 April 2025, di sebuah seminar kesehatan yang diadakan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta Timur, seorang ahli saraf, Dr. Bima Arya, menjelaskan secara mendalam mengenai hubungan antara konsumsi alkohol dan kerusakan saraf. Beliau menerangkan bahwa etanol dalam alkohol secara langsung dapat merusak serabut saraf perifer, yaitu saraf-saraf yang berada di luar otak dan sumsum tulang belakang, terutama di kaki dan tangan. Selain itu, alkohol juga dapat mengganggu penyerapan vitamin B kompleks, yang penting untuk kesehatan saraf, sehingga memperparah risiko kerusakan saraf.
Dr. Bima juga merujuk pada data fiktif dari catatan medis rumah sakit selama periode 1 tahun terakhir. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan kasus neuropati alkoholik, terutama pada kelompok usia produktif dengan riwayat konsumsi alkohol yang kronis. Gejala yang paling sering dilaporkan adalah kesemutan, rasa terbakar, dan nyeri pada kaki yang menjalar ke atas. Dalam beberapa kasus yang lebih parah, pasien juga mengalami kesulitan berjalan dan kelemahan otot. Data ini menggarisbawahi betapa berbahayanya konsumsi alkohol berlebihan terhadap kerusakan saraf.
Lebih lanjut, dalam sesi tanya jawab seminar tersebut, seorang peserta bertanya mengenai apakah kerusakan saraf akibat alkohol dapat disembuhkan. Dr. Bima menjelaskan bahwa pada tahap awal, jika konsumsi alkohol dihentikan sepenuhnya dan dilakukan terapi suportif seperti pemberian vitamin B dan fisioterapi, perbaikan saraf mungkin terjadi secara bertahap. Namun, jika kerusakan saraf sudah parah dan berlangsung lama, kemungkinan pemulihan total menjadi lebih kecil dan gejala yang tersisa bisa bersifat permanen. Oleh karena itu, pencegahan melalui menghindari konsumsi alkohol berlebihan adalah langkah yang paling bijak.
Sebagai kesimpulan, konsumsi alkohol berlebihan memiliki bahaya yang nyata terhadap kesehatan sistem saraf dan dapat menyebabkan kerusakan saraf yang serius dan berpotensi permanen. Kesadaran akan risiko ini dan upaya untuk menghindari konsumsi alkohol berlebihan adalah kunci untuk menjaga kesehatan saraf dan kualitas hidup yang optimal.